Yesusku

Yesusku

Rabu, 24 Agustus 2011

GEREJA IBU DETA


Ibu Deta lahir dari keluarga katolik yang saleh. Ayah Ibu Deta dahulu juga katif sekali di paroki. Sekarang suaminya juga termasuk aktivis paroki. Suaminya adalah sekretaris DPP. Namun, ibu Deta sendiri agak acuh tak acuh terhadap banyak kegiatan paroki dan kegiatan kegerejaan lainnya, pergi kegereja pada hari minggu pun ia tidak terlalu bersemangat.
Apakah ibu Deta tidak pernah berdoa? Dia berdoa, pagi, sore, sebelum dan sesudah makan. Bahkan dia kerap kali berdoa panjang-panjang di malam hari, ketiak suasana telah menjadi sepi. Dia juga rajin menekunni Alkitab. Sharing Alkitab Suci sangat digemarinya. Juga kalau sharing itu di buat bersama dengan saudara-saudara yang beragama Kristen. Dalam sharing Kitab Suci itu, ia sering mencucurkan air mata. Rasanya ia menemukan persaudaraan, keakraban, persatuan, dan saling perngertian dalam pertemuan-pertemuan seperti itu. Ia merasa tersapa. Akhir-akhir ini ia pernah mendengar sedikit tentang persekutuan karismatik dan Maria Encounter (ME). Ia merasa sangat tertarik sebab katanya dalampersekutuan-persekutuan itu persaudaraan dan relasi antar-pribadi serta ketrebukaan sungguh mendapat tempat. Ketiak ia mengajak suaminya unntuk menjadi anggota ME, suaminya menolak dengan alas an ia selalu sibuk dengan urusan paroki. Sejak saat itu Ibu Deta semakin “bermusuhan” dengan kegiatan-kegiatan dari lembaga gereja. Ia tidak mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan paroki lagi, yang menurutnya hanya membuat menusia menjadi aktivis-akivis, mejadi robot-robo tanpa hati.
Pada suatu hari, seorang ibu tetangganya bertanya kepadanya, “apa arti gereja bagimu?” ibu Deta menjawab, “Gereja bagi saya adalah persaudaraan, di dalam-nyaa kita saling mengenal dan mencintai. Bukan hnya karena satu Gereja, atau satu bangsa, tetapi satu Allah yang menjadi Bapa. Sejak Allah dipercaya sebagai  Bapa, maka sesame menjadi saudara. Saya tidak menemukan saling perhatian , saling cinta, dan saling kenal secara mendalam di dalam perayaan –perayaan ibadat. Semua orang sibuk dengan acara dan jadwalnya sendiri. Tertib, kaku, anonym, terlalu resmi dan sering menyesal. Suami saya terlalu aktif di paroki, yang ternyata menyita waktu yang sebetulnay menjadi hak saya dan ank-anak. Saya benar-benar tidak dikenal oleh umat lainnya. Pastor parokipun sebenarnya tidak begitu mengenal suami dan keluarga saya, kecuali sebagaiaktivis yang hebat. Pengenalan dan perhatian iu malah saya peroleh dipendalaman Kitab Suci bersama saudara-saudara Kristen lainnya.
Di dalam pendalaman Kitab suci itu, saya dikenal dan mengenal teman lain, termasuk persoalan yang kami hadapi. Kami bardoa bersama-sama sebagai orang-orang yang memerlukan Tuhan dalam  mengarungi hidup ini. Kebersamaan dan persaudraan seperti "inilah Gereja bagi saya.”

1 komentar:

  1. Bagi bapak ibu yang sedang mencari tempat Retreat, saya Rekomendasikan Villa Bukit Pinus, tepatnya di daerah Pancawati, Kamarnya sudah AC, Water Heather, dan Free Wifi,, untuk info lebih lanjut hubungi marketing Ayu :085773381617

    BalasHapus